Meluruskan Mitos Pengobatan Kemoterapi yang Sebenarnya

Apa saja mitos pengobatan kemoterapi dan hingga sekarang masih beredar luas di tengah masyarakat? Anda mungkin salah satunya yang percaya mitornya dan percaya begitu saja. Padahal ada beberapa hal kurang benar dan harus diluruskan informasinya.

Tujuannya adalah memberikan edukasi yang benar kepada masyarakat Indonesia di bidang kesehatan. Khususnya dalam menangani penyakit kanker dan salah satu pengobatannya, yaitu kemoterapi. Jadi, Anda sekalian perlu mengetahuinya lebih jelas dan benar.

Mengenal Metode Kemoterapi untuk Pengobatan Kanker

Sebelum mengetahui mitos pengobatan kemoterapi, Anda perlu mengenal metode pengobatan kanker yang satu ini. Anda tentu sudah mengetahui metodenya dari berbagai sumber bacaan atau tontonan. Prosedur kemoterapi dengan memberikan obat-obatan dan tindakan medis lainnya bagi pasien kanker.

Berbagai jenis kanker bisa diobati dengan kemo asalkan sesuai prosedur dan rekomendasi dari pihak dokter spesialis. Penggunaan metode ini cukup efektif untuk membunuh sel-sel kanker ganas di dalam tubuh. Terutama sel kanker yang mulai membelah dan tumbuh. Jika tidak segera dibasmi sampai ke akar-akarnya, selnya dapat berkembang lebih cepat.

Akibatnya, bagian organ tubuh terutama terkena sel tumor tersebut akan terus digerogoti hingga jumlah selnya semakin banyak serta membesar. Jika kondisinya sudah parah seperti itu, tentu saja penggunaan kemoterapi semakin sulit.

Dengan begitu, tingkat kesembuhannya juga semakin kecil. Berbeda jika kanker masih dalam stadium awal dan sel-selnya belum tumbuh cepat. Penggunaan metode ini lebih efektif bagi penderitanya karena mampu mematikan sel-selnya agar tidak semakin menyebar.

Mengenal Beberapa Mitos Pengobatan Kemoterapi

Tidak dapat dipungkiri bahwa kanker merupakan penyakit mematikan dan sangat ditakuti oleh banyak orang. Tidak sedikit orang berpandangan bahwa pasien kanker pasti akan segera meninggal dunia karena pengobatannya kurang efektif.

Beruntung sudah ditemukan metode kemoterapi yang mampu mengobati penyakit kanker. Namun demikian, ada beberapa mitos dan cara pandang orang kurang benar mengenai metode pengobatan tersebut. Berikut beberapa mitos pengobatan kemoterapi yang perlu diluruskan informasinya.

  1. Kemo untuk Kanker Stadium Lanjut

    Terutama para penderita kanker berpendapat bahwa metode kemo hanya untuk penyakitnya di stadium lanjut. Hal tersebut salah karena seharusnya penggunaan metodenya pada saat stadium awal bukan stadium lanjut.

    Pada stadium tersebut, jumlah sel kanker belum begitu banyak dan menyebar. Oleh karenanya, sangat tepat melakukan kemoterapi agar sel-selnya bisa segera dibasmi habis. Jika menunggu sel-selnya banyak dan tumbuh cepat pastinya akan sulit untuk membasminya.

  2. Prosedur Kemo Hanya Dilakukan di Rumah Sakit

    Satu lagi mitos pengobatan kemoterapi kurang benar dan harus diluruskan. Perlu Anda ketahui bahwa prosedur kemo harus sesuai petunjuk dan rekomendasi dokter spesialis yang menangani pasien kanker.

    Selanjutnya, pasien melakukan beragam tindakan medis di rumah sakit yang salah satunya metode kemo. Namun setelah beberapa hari, prosedurnya dengan mengonsumsi obat-obatan oral khusus kemo bisa dilakukan di rumah. Dengan kata lain, bisa melakukan rawat jalan.

  3. Rambut Rontok Tidak Tumbuh Lagi

    Salah satu mitos pengobatan kemoterapi yang pelu diluruskan kebenarannya. Memang benar salah satu efek menjalani pengobatannya, yaitu kerontokan rambut. Alasannya, obat kemo tidak bisa membedakan sel sehat dan sel berbahaya di dalam tubuh manusia.

    Akibatnya, sel-sel folikel rambut ikut hancur dan akhirnya rontok semua. Namun demikian, sel rambut tersebut termasuk yang cepat membelah dan tumbuh lagi. Jadi, rambutnya akan tumbuh kembali seiring selesainya pengobatan kemonya.

    Jadi, Anda sekarang ingin melakukan pengobatannya tidak perlu khawatir mengalami kerontokan total selamanya. Selesai kemo tersebut, pasti rambutnya akan tumbuh lagi seperti sebelumnya. Kerontokannya hanya berlangsung sementara saja selama proses kemo berlangsung.

  4. Proses Kemo Sangat Menyakitkan

    Apakah benar seperti itu? Mitos pengobatan kemoterapi yang satu ini sudah menjadikan banyak orang khususnya penderita kanker menjauhinya. Padahal kenyataannya tidak sepenuhnya benar dan perlu meluruskannya.

    Proses kemo dengan memasukkan obat-obatannya berwujud cair ke dalam tubuh pasien melalui jarum infus. Prosesnya tidak akan membuat kesakitan para pasiennya. Namun demikian, tetap ada efek samping yang dirasakan tubuh saat prosesnya berlangsung.

    Misalnya, rasa mual hingga ingin muntah, kesemutan, kehilangan keseimbangan, nyeri rahang, dan yang lainnya. Semua efek samping yang dirasakan tubuh tersebut tidak begitu menyakitkan dan masih wajar saja. Semuanya akan kembali normal seperti biasanya saat pengobatannya berhenti.=

  5. Menurunkan Berat Badan

    Namanya saja sedang sakit, tentu saja membuat nafsu makan berkurang. Akibatnya, tubuh kekurangan nutrisi yang menyebabkan berat badan menurun. Jadi, berat badan turun karena memang sedang sakit kanker.

    Bukan dikarenakan metode pengobatannya menggunakan kemoterapi. Rasa mual-mual hingga sering muntah sudah umum dirasakan oleh penderita kanker yang ikut kemo. Namun demikian, keluhan tersebut tidak akan berlangsung lama setelah pasien membiasakan diri.

Sekarang, Anda sudah mengetahui kebenaran tentang metode kemo untuk pengobatan penyakit kanker. Jangan percaya lagi dengan semua mitos pengobatan kemoterapi tersebut. Jika masih ragu, silahkan menanyakannya langsung kepada dokter spesialis.