Beberapa komoditas pangan nasional mengalami kenaikan signifikan jelang bulan suci Ramadhan. Hal ini wajar dan sering terjadi setiap waktu. Meski dikeluhkan, nyatanya masyarakat sebagai konsumen tetap membeli untuk persediaan makanan selama puasa Ramadhan.
Setidaknya ada 5 bahan pangan yang mengalami kenaikan dan mulai terasa sejak Januari 2024. Kelimanya merupakan bahan pokok penting dan harus ada demi memenuhi gizi masyarakat. Berikut daftarnya!
Jelang Ramadhan Pangan Nasional Juga Mengalami Kenaikan Harga
Kenaikan harga jelang Ramadhan dan hari raya wajar terjadi. Seolah sudah jadi tradisi tahunan hingga sebagian besar konsumen bersiap dengan cara membeli sebelum kenaikan terjadi. Berikut 5 komoditas pangan yang sudah mulai mengalami kenaikan menjelang bulan Ramadhan.
1. Beras
Komoditas pangan nasional yang naik signifikan jelang Ramadhan adalah beras. Tingginya harga sudah dikeluhkan konsumen sejak Januari 2024. Untuk jenis premium harganya sudah mencapai Rp 16.590/kg sementara grade medium Rp 14.410/kg. Kenaikan tersebut masih terus terjadi dengan harga bervariasi tiap daerah.
Kenaikan disinyalir terjadi akibat penimbunan untuk keperluan bansos, serta perubahan cuaca ekstrim yang menyebabkan gagal panen. Meski sempat melakukan impor dari Negara lain, nyatanya awal tahun 2024 ini masyarakat masih mengeluhkan tingginya harga beras.
Di sisi lain, untuk mengganti sumber karbohidrat menggunakan bahan lain seperti jagung, kentang, ketela pohon tidaklah mudah. Komoditas pangan nasional yang sudah mengalami kenaikan harga ini tetap jadi sasaran penimbunan konsumen. Jumlahnya memang tidak besar karena sebatas untuk keperluan konsumsi selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
2. Cabai
Komoditas kedua adalah cabai, yang sudah sering mengalami kenaikan sepanjang tahun 2023 lalu. Bahan bumbu dapur ini banyak dipakai bahkan wajib ada dalam menu makanan sehari-hari. Sehingga saat harganya naik, akan langsung terasa oleh konsumen. Salah satu komoditas pangan nasional yang langganan naik menjelang bulan Ramadhan ini, sudah menyentuh angka Rp 60 ribu/kg sampai Rp 80 ribu/kg di sejumlah daerah.
Angka ini masih bisa naik jika stok di pasar masih belum tercukupi. Penyebab menipisnya stok salah satunya karena kuantitas panen dari petani yang berkurang dari biasanya. Salah satu solusi mencegah kenaikan harga cabai adalah menanam secara mandiri di pekarangan rumah.
Hal ini juga disarankan oleh Mendagri Tito Karnavian, jika setiap daerah mampu swasembada cabai maka kenaikan tidak akan terjadi. Terlebih karena tanaman cabai sangat mudah tumbuh dengan usia panen mulai dari 3 bulan saja.
3. Minyak Goreng
Minyak goreng merupakan salah satu komoditas pangan nasional yang mengalami peningkatan harga. Kelangkaannya beberapa tahun lalu sempat menyebabkan berbagai protes masyarakat. Sebab bahan ini cukup sulit untuk digantikan. Konsumsi masyarakat cukup tinggi karena sebagian besar makanan diolah dengan cara digoreng.
Saat ini harga minyak goreng kemasan menyentuh Rp 17.790/kg sementara minyak goreng curah Rp 15.450/kg. Di beberapa daerah bahkan mencapai Rp 18 ribu/liter untuk minyak goreng kemasan. Satu-satunya cara paling efektif menanggapi kenaikan ini adalah mengalihkan cara pengolahan makanan tanpa menggunakan minyak goreng.
Namun bagi sebagian konsumen hal ini cukup sulit karena faktor kebiasaan. Apalagi menjelang Ramadhan dan persiapan Idul Fitri, di mana sebagian besar masyarakat mengolah aneka macam makanan untuk stok.
4. Telur
Komoditas berikutnya adalah telur ayam ras. Sumber protein ini merupakan salah satu komponen gizi yang selalu dibutuhkan masyarakat. Paling mudah ditemukan dan tidak tergantung musim. Sayangnya, harga komoditas pangan nasional ini juga fluktuatif.
Apalagi menjelang Ramadhan dan hari raya, biasanya harga melonjak meski stok di pasaran masih aman. Saat ini telur ayam ras sudah menyentuh Rp 31.520/kg. Harga ini sudah cukup membuat pebisnis makanan kesulitan karena biaya produksi makin mahal.
Terutama pebisnis kue kering yang umumnya ramai menjelang lebaran Idul Fitri di mana telur merupakan bahan utama produksi. Di tingkat konsumen akhir, kebutuhan sumber protein bisa dialihkan ke bahan lain seperti tahu dan tempe. Namun bagi pebisnis kuliner tentunya tidak mungkin mengalihkan ke bahan lain. Solusi paling efektif tentu saja menaikkan harga jual.
5. Daging Ayam
Komoditas kelima yakni daging ayam ras. Berdasarkan Panel Harga Pangan Badan Pangan Nasional, harga terbaru saat ini adalah Rp 37.850/kg. Di beberapa daerah sudah menyentuh angka Rp 40 ribu/kg. Naiknya harga daging ayam ras ini sangat berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat. Daging ayam sendiri merupakan salah satu alternatif pengganti sumber protein hewani dari daging merah.
Mahalnya harga daging sapi membuat konsumen beralih ke daging ayam. Sehingga saat daging ayam ras ini naik, maka masyarakat tidak punya banyak pilihan selain menghemat konsumsinya. Selain lima kebutuhan pokok di atas, harga bawang putih, bawang merah, gula pasir dan beberapa bahan lainnya juga turut naik.
Menanggapi hal ini pemerintah sudah mengupayakan supaya kenaikan berbagai komoditas pangan nasional tidak semakin memberatkan konsumen.